Senin, 24 Oktober 2011

KASIH SAYANG SEORANG KAKAK !!!!!!!!!!!!!!

KASIH SAYANG SEORANG KAKAK
BY: SINYE POLANI
“De, kakak udah nggak sanggup lari lagi.” Ujar Dicky ngosngossan.
“ah, kakak payah, ya udah kalau gitu kita masuk ke dalam aja yah, aku kasian ama kakak sih, udah cape kayak gitu.” Ujar Dhea.
“dari tadi kek, kakak udah cape banget, sekarang kakak mau minum sepuas-puasnya.” Ujar Dicky sambil meluk adiknya Dhea.
Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah mereka untuk istirahat setelah lari-larian di halaman depan. Mereka berdua terlihat saling menyanyangi satu sama lain. Dicky dan Dhea adalah sodara kembar, untuk bedain mereka berdua nggak terlalu sulit, karena mereka bukan kembar identik. Mereka mempunyai perbedaan yang lumayan berbeda, Dicky tipe cowok yang maskulin, dan ramah ama cewe, dan Dhea tipe cewe yang sportif dan cerdas. Walaupun berbeda mereka tetap saling menyanyangi.
Saat mereka sedang duduk-duduk di tersa belakang sambil minum-minum, tiba-tiba bunyi mobil orang tuanya berbunyi..
“ah, kak papa ama mama udah pulang.” Ujar Dhea tersenyum, sambil meletakkan gelas di meja.
“ke depan yuk De, samperin papa ama mama.” Ajak Dicky, sambil bangkit dan menuju ke pintu depan buat bukain pintu buat orang tuanya.
“tungguin aku kak.” Teriak Dhea berlari mengejar kakaknya yang sudah menuju ke depan.
Mereka pun membukakan pintu buat orang tua mereka.
“sore ma, pa” sapa mereka berdua, sambil mencium tangan orang tua mereka.
“sore sayang, kok kalian keringatan sih???” tanya mamanya, sambil merangkul kedua anaknya.
“ia ma, Dhea dan ka Dicky habis olahraga sore.” Ujar Dhea cengengesan.
“hmhmhm, kok anak papa aktif banget sih..” ujar papanya.
“ia pa, aktif banget sih ne Dhea. Aku sampai cape lari-lari kejar dia.” Gerutu Dicky.
“huh, ka Dicky aja nih yang payah, masa kita baru lari 3 putaran udah capek, katanya anak basket, kok lari dikit aja udah cape sih.” Sahut Dhea.
“udah-udah jangan ribut gini dong. Papa mau ngajak mama dinner malam ini, jadi kalian jaga rumah yah sayang.” Ujar mamanya sambil tersenyum.
“ya udah kalau gitu, aku juga mau jalan ama ka Dicky ke mall ma, boleh khan???” ujar Dhea.
“boleh sih sayang tapi ingat jangan lama-lama, kalian khan harus belajar sayang.” Ujar mamanya.
“hore..” sahut mereka berbarengan.
Mereka berdua pun langsung lari menuju ke kamar masing-masing buat siap-siap. Sementara orang tua mereka hanya bisa tersenyum melihat tingkah ke dua anak mereka.
“De  cepetan, kakak tunggu di bawah yah.” Ujar Dicky dari luar kamar Dhea.
“ia kak, ” sahut Dhea dari dalam.
Dicky pun turun ke bawah sambil nungguin Dhea.
“udah siap sayang??” tanya mamanya.
“udah dong mam,” ujar Dicky, sambil duduk di sebelah mamanya.
“Dhea mana sayang??” tanya mamanya.
“masih di atas mam, biasa cewe, kalau siap lama.” Ujar Dicky.
Tiba-tiba Dhea nongol dari atas.
“hayo, pasti lagi ngomongin aku khan??” selidik Dhea.
“ngapain ngomongin kamu, emangnya nggak ada topik lain apa.” Ujar Dicky.
“huh dasar ka Dicky, gitu aja kok marah. Jangan di simpan dalam hati kak, nanti nggak bae.” Nasehat Dhea.
“nggak kok, kaka cuman bercanda. Ya udah yuk jalan, nanti keburu malam.” Ujar Dicky.
“mama, Dhea ama ka Dicky jalan dulu yah.” Pamit Dhea, sambil mencium tangan mamanya.
“hati-hati ya sayang, Dicky jangan ngebut-ngebut yah sayang, jagain ade mu.” Pesan mama.
“ia ma, aku bakalan ingat deh, bilang sama papa kita jalan dulu yah ma.” Ujar Dicky sambil mencium tangan mamanya.
Mereka berduapun bergegas masuk ke mobil. Dicky pun segera menjalankan mobil ke tujuan mereka.
“mau ke mall mana De??” tanya Dicky.
“ke PIM aja kak, aku mau ambil kalung pesanan aku, setelah itu kita langsung ke 21 buat nonton yah kak.” Ujar Dhea.
“berarti ke PIM nya bentar aja khan, setelah itu kita langsung otw ke 21.” Ujar Dicky.
“ia kak.” Sahut Dhea.
“kalau gitu, kaka tunggu di luar aja yah, kamu yang masuk ke dalam trus ambil kalungnya, supaya langsung jalan yah.” Ujar Dicky, sambil memerhatikan jalan yang macet.
“ya udah deh kalau gitu kak.” Ujar Dhea.
Setelah menempuh perjalanan sejam akhirnya mereka sampai juga di PIM....
“aku ke dalam ya kak,” ujar Dhea sambil ambil dompetnya di tas.
“ati-ati de.” Ujar Dicky.
“ia kak.” Ujar Dhea sambil keluar dari mobil.
Dhea pun masuk kedalam PIM buat ambil pesanan kalungnya. Setelah muter-muter dia pun menemukan konter yang bikinin kalungnya. Ia pun segera mempercepat langkahnya, tiba-tiba ada yang nabrak dia dan menumpahkan minuman di bajunya.
“aduh sorry yah mba,” ujar si penabrak yang kebetulan cowo.
“aduh mas, kalau jalan tuh liat-liat dong, mas pikir baju saya ini gampang di bersihkan apa??” omel Dhea.
“aduh mba, saya juga tau kalau saya salah, saya khan udah minta maaf mba, saya juga nggak sengaja kali.” Ujar cowo itu.
“hey, kok mas sih yg marah-marah sih, mas yang nabrak kok, malah marahin saya sih.” Ujar Dhea sambil mengangkat mukanya ingin melihat muka cowo yang ngomel-ngomel nggak jelas ini.
Dhea hanya bisa terpana ketika melihat cowo di depannya, dia nggak dapat berkata-kata lagi.
“hello mba, jangan liatin saya kayak gitu dong.” Ujar cowo itu.
“siapa juga yangliatin kamu, saya hanya pengin bunuh kamu aja,.” Ujar Dhea.
“mba, saya hanya nabrak mba, kenapa mba mpe mau bunuh saya, saya salah apa emangnya mba??” ujar cowok itu.
“terserah mas deh, mau marah kek. Apa kek, saya nggak peduli, saya mau jalan aja.” Ujar Dhea meninggalkan cowo tersebut yang terkaget-kaget.
Setelah Dhea pergi, cowo tersebut hanya bisa tersenyum. Cowo tersebut hanya bisa berkata, “baru pertama kali ada cewe yang kayak gitu, gw harus bisa taklukin tuh cewe, apapun caranya.”
Setelah mengambil pesanannya Dhea pun kembali ke mobilnya nemuin kakaknya. Tanpa sepengetahuan Dhea cowo yang tadi nabrak dia, ngikutin dia dari dia di konter kalung mpe sekarang dia mau balik.
“udahan De?? Kok lama banget sih??” tanya Dicky, ketika Dhea masuk dalam mobil.
“tadi ada masalah kak.” Gerutu Dhea.
“masalah apa mangnya?? Kalungnya nggak sesuai??” tanya Dicky, sambil menghidupkan mobil.
“bukan itu kak.” Ujar Dhea.
“jadi apa dong???” tanya Dicky, sambil menyodorkan uang parkir, ke petugas parkir.
“huft, tadi ada cowo yang nabrak aku kak, trus minumannya tumpah di baju aku, trus bukannya minta maaf dia malah ngomel-ngomel kak.” Jelas Dhea.
“kenapa nggak telpon kakak De, biar tuh cowo kakak pites.” Ujar Dicky.
“ah kakak, tanpa bantun kakak pun aku udah pites kepalanya.” Ujar Dhea sambil tersenyum.
“ya udah jangan cemberut lagi, kita khan mau nonton film kesukaan kamu.” Ujar Dicky menenangkan.
“ia kak, aku udah nggak sabar buat nonton.” Ujar Dhea girang.
Mereka berdua pun bercandaan terus. Tanpa mereka sadari kalau cowo yang tadi nabrak Dhea ikutin mereka terus.
“jadi tuh cewe udah ada cowo, hmmp aku bakal bikin mereka berdua putus, dan aku akan peringatin tuh cowo, agar nggak dekat-dekat sama tuh cewe.” Ujar cowo itu.
Dicky dan Dhea pun sampai di 21. Sesampai di sana mereka langsung beli tiket dan segera masuk,. Dan tanpa merekasadari juga kalau cowo yang tadi masih ngikutin mereka berdua.
“ih ka, tadi filmnya bagus banget, nanti yang part ke 2 aku harus nonton lagi ka, tapi kakak nemenin aku yah.” Ujar Dhea sambil bergelayut manja di tangan Dicky.
Dicky pun hanya tersenyum. “ia kakak janji deh, kakak juga ketagihan sama tuh film De.” Ujar Dicky.
“hahaha, akhirnya kakak ku tertarik juga dengan film kayak gituan.” Ujar Dhea senang.
“jadi, kamu senang gitu kalau kakak suka ama film itu???” tanya Dicky.
“seneng dong kak, jadi aku punya temen buat nonton kak.” Ujar Dhea.
“kamu ini bisa aja. Ya udah kita pulang yuk, kakak besok ada ulangan matematika nih.” Ujar Diky.
“ia kakak ku, besok juga aku da ulangan sejarah..” ujar Dhea.
Mereka berduapun bergegas keluar dari gedung bioskop untuk pulang ke rumah.
***
Udah seminggu berlalu dari insiden tabrakan antara Dhea dan cowo tersebut, sekarang di sekolah Dhea ada anak baru, dan denger-denger anak baru tersebut bakalan sekelas sama Dhea. Dan saat ini di kelas Dhea, anak-anaknya pada penasaran sama anak baru yang katanya misterius itu. Tiba-tiba, bu guru masuk bersama anak baru itu.
“selamat pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru, jadi kalian harus bersikap baik sama dia yah.” Ujar ibu guru.
“ia bu guru.” Ujar anak-anak.
“baik, Satria silahkan perkenalkan nama kamu.” Perintah bu guru kepada anak baru ini yang ternyata namanya Satria.
“baik trimakasih bu guru atas waktunya. Perkenalkan nama saya “SATRIA KUSUMAWIJAYA”. Saya murid pindahan dari Surabaya. Trimakasih.” Ujar Satria.
“baik mungkin itu saja perkenalan singkat dari satria, mungkin kamu bisa duduk di sebelah Dhea.” Ujar buguru.
“baik bu.” Ujar satria.
Pelajaran di kelas pun segera di lanjutkan. Tapi, selama pelajaran Dhea nggak konsen ke papan, tapai ke cowo yang duduk di sebelahnya, dia merasa kayak pernah liat nih cowo tapi, dia nggak tau liat dimana. Satria pun merasa kegelisahan Dhea, dia takut kalau misalkan Dhea sadar kalau sebenarnya dia itu cowo yang nabrak Dhea minggu lalau di PIM. Satria pun tidak mau buang waktu, dia pun segera mengajak Dhea berkenalan. Dan dari tatapan mata Satria membuat Dhea jatuh cinta.
Setiap hari Satria datang ke rumahnya Dhea,dan setiap dia datang ke rumahnya Dhea dia tidak pernah ketemu dengan Dicky. Jadi sampai saat ini dia belum tau kalau cowok yang jalan sama Dhea itu adlah kakaknya Dhea.
Suatu sore saat Dhea sedang menunggu Satria di halaman depan rumahnya. Kebetulan Dhea di temenin Dicky, Dicky sebenernya penasaran dengan cowok yang sudah membuat adiknya ini mempunyai semangat hidup yang sangat besar.
“tumben kakak ada di rumah jam segini, biasanya, kakak ada latian basket,???” tanya Dhea.
“hari ini kakak khusus ada di rumah buat kamu.” Ujar Dicky.
“oh ya, kakak serius???” tanya Dhea.
“ia kakak serius De.” Ujar Dicky.
Dhea pun merasa sangat beruntung punya kakak seperti Dicky, ia pun memeluk Dicky sangat erat dan berkata. “Dhea sayang banget sama kakak.” Ujar Dhea.
“kakak juga sayang sama kamu, dan kakak nggakpengen kamu jatuh cinta sama orang yg salah sayang.” Ujar Dicky, sambil memeluk Dhea semakin erat.
Tiba-tiba, tanpa mereka sadari kalau Satria melihat semuanya dari jauh, ia pun sangat marah. Ia pun datang menghampiri Dicky dan Dhea yang sedang berpelukan.
“dasar cowok nggak tau diri, berani-beraninya lo meluk cewek gw. Lo mau dapt hajar.” Ujar Satria sambil memegang kerah baju Dicky.
“Sat, kamu denger dulu penjelasan aku.” Ujar Dhea, berusaha melerai.
“kamu nggak usah belain dia deh De, jelas-jelas aku liat kamu peluk dia, dan kamu masih mau belain dia.” Ujar Satria emosi.
“ok kalau kamu berfikir kayak gitu, mulai sekarang kita berdua putus, dan anggap aja kita nggak pernah saling kenal.” Ujar Dhea.
“jadi kamu lebih milih cowok brengsek ini dari pada aku Dhe???” tanya Satria.
“ia aku lebih milih dia, dan asal kamu tau dia bukan cowo brengsek kayak kamu. Kamu pikir aku nggak tau kamu itu sebenarnya siapa Sat. Kamu itu berandalan di Surabaya, dan kamu pindah ke sini untuk memperluas bisnis kamu memperdagangkan narkoba khan??” ujar Dhea.
“jadi mulai sekarang kamu lebih milih dia dari aku, berarti cowok ini juga harus pergi dari hidup kamu.” Ujar Satria.
“kamu salah besar Sat, dia itu kakak aku yang aku mau kenalin sama kamu hari ini, tapi kamu yang membuat semuanya berantakan. Dan sekarang aku minta kamu untuk pergi dari rumah aku sekarang juga, sebelum aku panggilin satpam.” Ujar Dhea.
Satria pun sangat terpukul dengan kenyataan yang sebenarnya. Dia pun segera beranjak dari rumah Dhea. Tinggallah Dhea dan Dicky sendiri.
“maaffin aku kak, aku nggaktau kalau sebenarnya dia seperti itu.” Ujar Dhea, sambil nangis.
“jangan nangis sayang, kakak udah tau kalau dia sebenarnya siap, tapi kakak mau kamu tau yang sebenarnya, kakak nggak mau kamu tau dari kakak sayang. Karena kakak sayang banget sama kamu.” Ujar Dicky, sambil memeluk Dhea.
“maksih kak. Kakak udah mau nyadarin aku, dan kakak udah sayang ama aku.” Ujar Dhea.
“ia sayang.” Ujar Dicky.
Akhirnya Dhea pun tau kalau kasih sayang kakaknya sangat besar melebihi apapun.
THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar